Proyek Jalan Tol Lamban, Terkendala Pembebasan Lahan

BANDA ACEH – Kemajuan pembebasan lahan menjadi kunci realisasi fisik proyek jalan tol  Banda Aceh-Sigli sepanjang 74 km. Kemajuan di berbagai seksi yang telah dibagi-bagi, bervariasi. Ada yang lambat, ada pula yang cepat. Seksi 5 misalnya sepanjang 8 km tergolong lambat. Ruas Blang Bintang-Kutabaro ini pembebasan lahan masih 17,9 persen, sedangkan jalan tolnya baru terealisasi 5,5 persen.

“Paling rendah realisasi pembebasan tanahnya adalah seksi 1 sepanjang 25 km, dari Padang Tiji- Seulimum. Realisasi pembebasan lahan baru 12,70 persen dan pembangunan fisik badan jalan 0,13 persen,” kata Kasatker Pengadaan Tanah Jalan Tol Banda Aceh-Sigli, Alfisyah, yang dimintai penjelasannya kepada Serambi, Jumat (20/12/2019).

Rendahnya realisasi pembebasan tanah di Seksi I dan 5 itu, kata Alfisyah, disebabkan antara lain, terlambat dilaksanakan musyawarah. Selain itu, ada juga warga yang merasa ada ketimpangan dalam penetapan harga tanah oleh Konsultan Jasa Penilai Publik (KJPP).  

Selanjutnya, ada beberapa tanah milik PLN, PT KAI,  dan KSAU, justru  belum ada kejelasan. Makanya perlu diadakan pertemuan kembali antar pemilik tanah dengan BN dan Kasatker.

“Target kami selaku Kasatker, semakin cepat pembebasan tanah itu dilaksanakan, semakin baik. Karena dampak dari percepatan pembebasan tanah, pembangunan fisik jalan tol bisa berjalan lebih cepat. Buktinya seksi 4 akan difungsikan dan dioperasikan bulan Maret 2020. Tapi kalau sebaliknya, jika pembebasan tanahnya berjalan lamban, pembangunan fisik jalan tol ikut lamban, dan fungsionalnya jadi molor,” kata Alfisyah.

Sedangkan pelaksanaan pembebasan lahan di seksi 4 sepanjang 14 km, ruas Blang Bintang-Indrapuri, hampir tuntas. Realisasinya sudah mencapai 98,90 persen. Dengan selesainya pembebasan sejumlah persil tanah, maka realisasi pembangunan fisik jalan tol pada ruas itu pun  mencapai 69,16 persen.

Alfisyah mengatakan, dari enam seksi pembagian pembangunan ruas jalan tol Banda Aceh-Sigli sepanjang 74 km,  seksi 4 sepanjang 14 km, yaitu ruas Blang Bintang-Indrapuri, kemajuan pembangunan fisik sangat kencang,  Sampai kini, sebut Alfisyah, realisasi pembangunan fisik jalan tolnya sudah mencapai 69,16 persen. Kondisi itu terjadi dikarenakan pembebasan lahannya sudah mencapai 98,90 persen atau hampir tuntas.

PT Hutama Karya, kata Alfisyah, selaku penyandang dana jalan tol akan mengoperasikan ruas jalan seksi 4 Blang Bintang-Indrapuri itu pada bulan Maret 2020 sepanjang 14 km.

Saat ini rekanannya PT Adhi Karya terus menggenjot pembangunan berbagai fasilitas jalan tol yang belum selesai dikerjakan. Mulai dari pembangunan badan jalan, jembatan, box culvet, pagar beton, pintu masuk. Tempat pembayaran tarif tol terus dibuat agar pada bulan Maret 2020 sudah bisa dioperasikan.

Dikatakan Alfisyah, BPN bersama Satker Pengadaan Jalan Tol Banda Aceh-Sigli terus berupaya dan mencari jalan terbaik agar berbagai permasalahan dalam pembebasan tanah untuk jalan tol Banda Aceh-Sigli sepanjang 74 km bisa tuntas lebih cepat. Alasannya, agar pelaksanaan konstruksi badan jalan bisa dikerjakan secepatnya dan bisa cepat difungsikan.

Sebagai pihak yang membebaskan tanah, kata Alfisyah, dirinya juga sangat menginginkan  pembangunan fisik badan jalan tol itu tuntas pada akhir tahun 2020. “Untuk pembangunan badan jalan tol butuh waktu juga, makanya kita tuntaskan pengadaan tanahnya dulu, sedangkan urusan pembangunan fisik kita serahkan kepada PT Hutama Karya dan PT Adhir Karya untuk menyelesaikannya, ” tutur Alfisyah.

 

Sumber –> serambinews.com