Pengertian Struktur Beton dalam Konstrusi Bangunan

Dalam dunia konstruksi, tentu sangat penting untuk mengetahui apa itu struktur beton untuk membangun gedung. Beton itu sendiri merupakan elemen yang sangat penting untuk melakukan pengerjaan bangunan kontruksi. Elemen yang satu ini  dapat mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi. Tidak hanya itu beton itu sendiri juga memiliki kekuatan mumpuni, tahan terhadap temperatur yang tinggi serta biaya pemeliharaannya yang murah.

Apa itu Struktur Beton dalam Konstruksi?

Sebelum berlanjut mengenai apa itu struktur beton, Anda mesti mengetahui apa yang dimaksud dengan beton dalam konstruksi terlebih dahulu.

Beton adalah suatu elemen dalam konstrusi yang merupakan struktur sederhana yang dibentuk oleh campuran semen, air, agregat halus, agregat kasar yang berupa batu pecah atau kerikil, udara serta bahan campuran lainnya.

Struktur beton ini dapat diketahui lewat karakteristik beton yang itu sendiri. Berikut ini adalah standarisasi karakteristik beton yang baik adalah sebagai berikut :

  • Kepadatan => Beton yang memiliki struktur yang baik juga memiliki kepadatan yang baik sehingga mampu menopang beban bangunan konstruksi sehingga tidak mudah retak.
  • Kekuatan => Kekuatan adalah salah satu standarisasi yang harus dipenuhi pada penggunaan beton untuk bangunan-bangunan konstruksi.
  • Faktor Air Semen => Selain kekuatan dan ketebalan, yang menentukan kualitas struktur beton adalah penggunaan faktor air semen yang digunakan.
  • Tekstur => Tekstur yang dimiliki beton juga menentukan kualitasnya.
  • Parameter => Parameter adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan yang juga dapat mempengaruhi kualitas beton.

Pada struktur beton, terdapat beberapa komponen di antaranya adalah slab atau plat, balok, kolom, dinding, serta pondasi untuk pembangunan gedung.

Beban Pada Struktur Beton

Selain mengetahui apa itu struktur beton, dalam konstruksi ada yang dinamankan beban yang bekerja pada struktur beton. Terdapat berbagai macam beban yang bekerja serta dapat memengaruhi pada struktur beton itu sendiri, beban tersebut di  antaranya:

  • Beban berupa beban gravitasi (berarah vertikal)
  • Beban angin (berarah horizontal)
  • Beban karena susut
  • Beban karena perubahan temperatur (menyebabkan adanya lentur dan deformasi pada elemen struktur).

Hal yang perlu Anda ketahui selanjutnya mengenai beban pada setrutur beton adalah jika bebannya bertambah, maka pada balok berisiko terjadi deformasi dan regangan tambahan. Akibatnya akan terjadi bertambahnya retak lentur disepanjang bentang balok.

Selain itu, jika beban semakin bertambah pada akhirnya dapat terjadi keruntuhan elemen struktur. Keruntuhan  tersebut dapat terjadi pada saat beban luarnya mencapai kapasitas elemen pada konstruksi bangunan.

Keruntuhan dapat terjadi pada beton secara mendadak. Hal tersebut dikarenakan material yang satu ini merupakan material yang getas. Oleh sebab itu, nyaris semua peraturan perencanaan merekomendasikan perencanaan balok dengan tulangan untuk memberikan peringatan yang cukup. Misalnya, seperti defleksi yang berlebihan sebelum terjadinya keruntuhan.

Sementara itu, untuk balok sendiri terdapat peraturan ACI yang membatasi tulangan maksimum baja sampai 75% dari yang diperlukan. Terdapat 3 jenis bentuk penampang balok, di antaranya:

  • Balok Tulangan Tunggal => yang hanya mempunyai tulangan tarik saja.
  • Balok Tulangan Ganda => mempunyai tulangan tarik dan tulangan ganda. Cara perhitungan kapasitas momen/lentur balok dari berbagai kondisi dapat dihitung beberapa cara yaitu, tulangan tarik dan tekan leleh, tulangan tarik leleh, tulangan tekan tidak, tulangan tarik tidak leleh, tulangan tekan leleh, serta tulangan tarik dan tekan tidak leleh.
  • Balok T => Jenis balok ini memiliki bentuk penampang balok yang tidak berbentuk segiempat. Balok ini yang paling sering digunakan,karena slab pada umumnya dicor secara monolith dengan baloknya.

Sumber –> adhyaksapersada.co.id