Pemko Banda Aceh Usul Jembatan Alternatif Untuk Atasi Kemacetan

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banda Aceh, Jalaluddin, ST, MT.

BANDA ACEH – Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh melalui Dinas PUPR setempat mengusulkan pembangunan jembatan alternatif berupa flyover, overpass, atau underpass ke Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) I Banda Aceh. Usulan itu sebagai upaya mengurai kemacetan dan kepadatan lalu lintas dalam kota.

Kadis PUPR Kota Banda Aceh, Jalaluddin mengatakan, jembatan alternatif itu sangat diperlukan mengingat arus lalu lintas di dalam kota yang sudah sangat padat. “Usulan kita kalau nggak flyover, overpass atau underpass. Yang mana disetujui sangat membantu mengurai kepadatan, terutama di simpang PDAM Tirta Daroy,” jelasnya, Kamis (1/10/2020).

Dirincikan, dari ketiga alternatif itu semua memiliki kekurangan dan kelebihan. Jika memilih jembatan flyover membutuhkan dana besar dan masa pekerjaan yang panjang. Karena bentuknya tinggi, pemandangan menjadi kurang indah.

Sedangkan underpass, tambah Jalal, biaya yang dibutuhkan hampir sama. Namun masa pekerjaannya lebih pendek. Resikonya jika musim hujan air bisa menggenangi, terlebih jika pompa pembuang mati.

“Sementara jika overpass, biayanya tetap besar, masa kerjanya lebih singkat, tapi keindahannya tetap terlihat,” terangnya.

Meski begitu, jelas Jalaluddin, semua terpulang kepada Balai PJN I Banda Aceh. “Alternatif mana yang akan dipilih oleh Balai PJN I Banda Aceh, silakan dikaji kembali kebaikannya,” ujarnya.

Dikatakan, usulan pembangunannya akan disampaikan tahun 2021. Dia berharap mendapat respon dari Balai PJN I Banda Aceh dan Menteri PUPR.

Kecuali itu, lajut Kadis PUPR Kota Banda Aceh, pihaknya juga mengusulkan pelebaran jembatan besi yang berada di jalan T Iskandar Muda, atau tepatnya disamping rumah Dinas Pangdam IM.

Jembatan besi itu, sekarang ini lebarnya sekitar 8 meter, dilebarkan menjadi 12 meter, supaya sama lebar dengan badan jalan T Iskandar Muda. “Di lokasi jembatan itu, pada jam sibuk, sering terjadi kemacetan, karena jembatannya sejak tsunami sampai kini belum pernah dilebarkan,” pungkas Jalaluddin.

Sumber –> serambinews.com