Pekerjaan aspal pada proyek jalan sering kali tidak sesuai dengan spesifikasi teknis saat pelaksanaan di lapangan. Beberapa hal yang sering kali disoroti dalam pekerjaan aspal antara lain komposisi campuran aspal, cara pemadatan aspal, dan suhu penghamparan aspal. Suhu merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan aspal. Salah satu dampak yang terjadi apabila suhu tidak sesuai dengan spesifikasi saat penghamparan adalah ikatan antar agregat dengan aspal tidak akan maksimal sehingga bisa mengakibatkan aspal cepat sekali rusak.
Temperatur atau suhu aspal harus tetap terjaga oleh karena itu posisi AMP (Asphalt Mixing Plant) harus disesuaikan dengan lokasi proyek. Posisi AMP yang baik adalah sebisa mungkin dekat dengan lokasi sehingga bisa menjangkau titik terjauh tanpa mengurangi kualitas.
Tahapan pekerjaan aspal antara lain pencampuran, Menuangkan Aspal ke dump truck, Pemasokan ke alat penghampar (Asphalt finisher), Pemadatan awal, pemadatan kedua, dan pemadatan akhir. Semua tahapan tersebut mempunyai ketentuan temperatur/suhu yang berbeda-beda. Berikut suhu aspal saat pencampuran dan pemadatan.
No | Prosedur Pelaksanaan | Rentang Temperatur (derajat celcius) |
---|---|---|
1 | Pencampuran Benda Uji Marshall | 155 + 1 |
2 | Pemadatan Benda Uji Marshall | 145 + 1 |
3 | Pencampuran | 145 – 155 |
4 | Menuangkan Aspal Ke truk | 135 – 150 |
5 | Pemasokan ke Alat Penghampar | 130 – 150 |
6 | Pemadatan Awal (Roda Baja) | 125 – 145 |
7 | Pemadatan Antara (Roda Karet) | 100 – 125 |
8 | Pemadatan Akhir (Roda Baja) | Ø97 |
Pada tabel di atas mempunyai suhu yang berbeda-beda dengan rentang yang berbeda-beda. Pada saat pelaksanaan pekerjaan di atas harus diukur terlebih dahulu suhunya oleh bagian Quality Control untuk memastikan suhu tidak berubah selama perjalanan dari AMP ke titik lokasi.
Sumber –> ilmuproyek.com