Perusahaan Malaysia Berminat Bangun Mal dan Hotel, Di Lokasi Terminal Keudah

Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman sedang menjelaskan kondisi terminal Labi-Labi Keudah kepada Chairman Nun Group Ahmad Mohd Adnan, yang akan dijadikan lokasi mal dan hotel, Senin (11/11).

BANDA ACEH – Nun Group, sebuah perusahaan dari Malaysia yang bergerak di bidang Perhotelan dan Mall, ingin berinvestasi di Kota Banda Aceh. Senin (11/7) siang, Chairman Nun Group, Ahmad Mohd Adnan, bersama rombongan seusai melakukan pertemuan dengan Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, langsung meninjau lokasi rencana pembangunan mal dan hotel yang ditawarkan Wali Kota di bekas terminal Labi-Labi (mikrolet) Keudah, Kecamatan Kutaraja, Kota Banda Aceh.

Mereka yang hadir antara lain General Chairman Nun Utama Holdings Ahmad Mohd Adnan, General President Faza Al Farisi, dan General Director Zulhelmi Mairin. Sementara Aminullah turut didampingi oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Bachtiar, Plt Kepala Bappeda, Nila Herawati, Kadis PUPR, Jalaluddin, Kabag Adm Perekonomian, M Ridha, dan Kabag Adm Pembangunan, M Syaifuddin Ambia.

Kepada tamunya dari Malaysia, Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, menjelaskan, dengan memiliki luas area hampir 20.000 meter persegi (2 hektare), lahan terminal Labi-Labi itu sangat cocok untuk dijadikan lokasi mal dan hotel. Apalagi letaknya sangat strategis dan di tengah Kota Banda Aceh.”Nilai plusnya view atau pemandangan Krueng Aceh yang sarat nilai sejarah,” sebut Wali Kota.

Merasa cocok dengan lokasi yang ditawarkan Wali Kota Banda Aceh tersebut,  Chairman Nun Gorup, Ahmad Mohd Adnan dan rombongan tampak senang.Kalau dilihat letak dan arealnya, Ahmad Mohd Adnan mengaku lokasi itu sangat bagus untuk dibangun mal dan hotel. Bahkan dia menyatakan setuju rencana pembangunan mal dan hotel di lokasi itu.

Untuk maksud tersebut, kata Ahmad Mohd Adnan, pihaknya sudah menunjuk tiga pejabat teras Nun Groupnya, untuk tinggal beberapa hari di Kota Banda Aceh, guna mempelajari rencana pembuatan perjanjian kerja sama dengan pihak Pemko Banda Aceh. “Pemko Banda Aceh usul enam lantai, termasuk parkir bawah tanah (basemant), tapi kami usul 10 lantai,” tutur Ahmad Mohd Adnan.

Chairman Nun Group itu mengatakan, pihaknya sudah membuat satu perusahaan nasional di Indonesia, untuk melaksanakan rencana investasi di Indonesia. Nun Group sudah buka Kantor Perwakilan di Medan, Sumatera Utara. Tapi untuk rencana investasi bangun mal dan hotel, pihaknya memilih Kota Banda Aceh.  “Selain Pemko Banda Aceh sangat wellcome dengan investor, banyak warga Malaysia yang berlibur ke Banda Aceh, terutama setiap hari Jumat, Sabtu  dan Minggu,” tuturnya.

Sumber –> serambinews.com