Pemko Usul Jalan Lingkar Tepi Laut, Dari Ulee Lheue Hingga Pintu Tol Baitussalam

BANDA ACEH –  Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mengusulkan proyek pembangunan  jalan dua jalur di pinggir laut, dari mulai Pelabuhan Ulee Lheue sampai ke pintu tol Lambada Lhok, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, sepanjang 13 Km ke Kementerian PUPR.

Kepala Dinas PUPR Kota Banda Aceh, Jalaluddin kepada Serambi, Kamis (5/9/2019) menjelaskan, pengusulan itu menyusul belum ada satu pun proyek insfrastruktur pengembangan kota yang masuk dalam proyek strategis nasional untuk Banda Aceh pascaproyek flyover Simpang Surabaya dan underpass Beurawe serta pelebarfan jembatan Krueng Cut, yang pengerjaannya selesai tiga tahun lalu.

Menurutnya, Kota Banda Aceh sangat membutuhkan jalan lingkar dua jalur di pinggir laut. bisa menjadi jalur evakuasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana gempa bumi yang diikuti tsunami, jalan itu juga untuk memudahkan masyarakat untuk keluar masuk permukiman mereka.

“Yang tak kalah penting, keberadaan jalan itu juga untuk memecahkan kepadatan lalu lintas terutama pada jam-jam sibuk. Misalnya pada jam masuk sekolah dan masuk kantor pegawai. Pada ruas jalan T Nyak Arief mulai Simpang Lima sampai Simpang Mesra, pada jam sibuk terjadi kemacetan yang cukup panjang,” jelas Jalaluddin.

Ditambahkan, selama ini jalan-jalan protokol dalam Kota Banda Aceh selalu padat. Jalur jalan yang ada sudah tidak mampu menampung pertambahan kendaraan bermotor yang setiap tahun meningkat 5-10 persen. Solusi untuk mengatasinya, perlu dibangun jalan lingkar dua jalur sebelah utara yang berada dekat degan bibir pantai yang akan menghubungkan ujung Kota Banda Aceh yaitu Pelabuhan Ulee Lheue dengan pintu masuk jalan tol, di Lambada Lhok, Baitussalam, Aceh Besar.

“Jalan lingkar ini akan menjadi solusi tepat bagi Kota Banda Aceh untuk menjadi Kota Gemilang yang sesungguhnya, tidak kumuh, tapi memberikan kenyamanan dan kebahagiaan bagi warganya dan wisatawan yang datanag ke Banda Aceh,” tandasnya.

Jalur baru itu, akan menjadi pusat bisnis baru bagi Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, setelah jalur Simpang BPKP-Pango dan Simpang Surabaya-Batoh. Panjang jalan yang akan dibangun 13 Km, sepanjang jalan itu nanti akan tumbuh pusat kegitan bisnis, dan jalan itu akan menambah jalur wisata di Aceh jadi panjang dan banyak yang akan dilihat, jika wisatawan asing, nasional dan lokal datang ke Banda Aceh dan Aceh Besar, melalui ruas jalan tersebut.

Kepala Dinas PUPR Kota Banda Aceh, Jalaluddin menambahkan, dari hasil Detail Engineering Design (DED), anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan proyek jalan lingkar utara koneksivitas dan intermoda ini sekitar Rp 2 triliun. Dengan rincian pembebasan tanah Rp 500 miliar dan fisik sekitar Rp 1,5 triliun. 

Untuk biaya pembebasan tanah, katanya, bisa menggunakan dana otsus dan anggaran fisiknya melalaui bersumber APBN. Jenis pekerjaan proyeknya multi years ataua lebih dari satu tahun anggaran.

Dia berharap Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah,  DPRA, Balai Pelaksana Jalan Nasional yang ada di Banda Aceh dan Balai lainnya memberikan dukungan penuh untuk mewujudkan proyek jalan lingkar ini.  “Tanpa ada dukungan penuh dari Plt Gubernur Aceh, Balai PJN I Banda Aceh dan pihak lainnya, usulan proyek jalan koneksivitas dan intermoda dua daerah ini tidak akan mulus,” pungkas  Jalaluddin.

Sumber –> Serambinews.com