PENYEBAB GENANGAN BERNAMA “SAMPAH”

Memasuki musim hujan Kota Banda Aceh mengalami genangan dibeberapa lokasi seperti kawasan peniti, jln. KH. Ahmad Dahlan, dan beberapa lokasi lainnya. Problematika yang sama terjadi setiap tahunnya. Sejatinya Kota Banda Aceh yang telah berusia 812 tahun ini harus sudah terbebas dari masalah genangan namun perilaku buruk soal lingkungan khususnya membuang sampah sembarangan menjadi perilaku kebanggaan kita. Tanpa kita sadari kumpulan sampah setiap hari akan menjadi bencana bagi kita.

Sampah yang dibuang di jalan dapat menghambat saluran air yang akhirnya membuat air terkurung dan tidak bergerak, menjadi tempat berkubang bagi nyamuk penyebab malaria. Sampah yang menyumbat saluran air atau got dapat menyebabkan banjir. Ketika banjir, air dalam got yang tadinya dibuang keluar oleh setiap rumah akan kembali masuk ke dalam rumah sehingga semua kuman, kotoran dan bibit penyakit masuk lagi ke dalam rumah. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah.

Sampah yang tercecer tidak pada tempatnya dapat menyumbat saluran drainase sehingga dapat menimbulkan bahaya banjir.

Tim Reaksi Cepat (TRC) Dinas PUPR Kota Banda Aceh dalam menangani genangan pada saat musim hujan ini mendapatkan permasalah yang sama disetiap lokasi genangan yaitu penumpukan sampah pada drainase. Pada saat musim hujan sampah yang menyumbat menahan aliran air yang seharusnya lancar menjadi melambat, ada pula sampah dari drainase yang mengikuti aliran air sehingga pada saat air dan sampah sampai di pompa air menjadi hambatan pompa untuk memutar.

 

 

 

Menurut Petugas rumah pompa Lampaseh Ibu Kartini begitu banyak sampah yang ada di baling-baling pompa air sehingga menyebabkan kerusakan pada pompa. Ada juga Masyarakat yang sengaja membuang sampah di sungai apakah karena ketidak tahuan mengenai efek membuang sampah ke sungai atau ketidak pedulian masyarakat terhadap masalah yang akan timbul.

Masyarakat di pinggiran sungai juga harus lebih peka terhadap orang-orang yang tidak bertanggungjawab membuang sampah di pinggir sungai maupun melemparkan sampah ke dalam sungai.

Apakah hanya pemerintah yang mesti bertanggung jawab atas semua ini?

Tidak….

Seandainya kita menggunakan pikiran yang jernih dengan hati yang peduli terhadap permasalahan yang ada mestinya semua pihak, baik Pemerintah, pihak swasta dan masyarakat ikut bertanggung jawab. Semua pihak harus berbagi peran dan semua pihak harus menjalankan peran masing-masing.

Peran serta masyarakat juga sangat dibutuhkan seperti kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan di sungai, gorong-gorong atau drainase.

Dibutuhkan sebuah kesadaran diri dari tiap individu masing-masing. Ketika kita telah mengetahui bahaya dan dampak dari dari ulah membuang sampah sembarangan marilah kita sama-sama mengunakan akal pikiran kita untuk mulai berperilaku peduli akan lingkungan sekitar kita.